Halaman awal
Curah Gagas




Penterjemahan:

'العربية / Al-ʿarabīyah
Bahasa Indonesia
Català
中文 / Zhōngwén
Deutsch
English
Español
Français
Ελληνικά / Elliniká
Italiano
日本語 / Nihongo
한국어 / Hangugeo
بهاس ملايو / Bahasa Melayu
Português
Română
Русский
Tiếng Việt

                                        

Halaman lain:

Modul

Peta Situs

kata kunci

Kontak

Dokumen yg berguna

link berguna

Daftar isi:

Daftar isi:

Daftar isi:

Daftar isi:

Daftar isi:

SEBUAH TINJAUAN PADA CURAH GAGAS

oleh Phil Bartle, PhD

diterjemahkan oleh Bessie Utomo Lucas


Catatan untuk Fasilitator

Bagaimana menggunakan sesi curah gagas sebagai alat untuk mencapai keputusan bersama yang melibatkan partisipasi

Abstrak:

"Curah Gagas" adalah sebuah alat kunci dalam memudahkan perberdayaan kelompok. Selebaran ini membahas beberapa rasional dibelakang peraturan-peraturan dan penyusunan sesi curah gagas. Sselebaran ini juga menunjukkan bagaimana ia berhubungan dengan kegunaan keseluruhan dari memperkuat atau pembangunan kemampuan dari komunitas dengan pendapatan rendah

Pendahuluan:

Selebaran dengan dua halaman tentang "Curah Gagas" adalah sebuak sketsa ─sebuah resep "bagaimana"─ ditujukan kepada para pelatih yang sedang belajar untuk mempermudah sesi curah gagas untuk peningkatan kemampuan. Selabaran ini tidak mengandung teori atau penjelasan tentang prinsip-prinsip. Dokumen ini dimaksudkan untuk melengkapi selabaran itu, dan untuk mengangkat beberapa pertanyaan tentang mengapa sesi curah gagas tersusun seperti apa adanya, dan bagaimana beberapa peraturan dasar berkontribusi pada objektif spesifik dari sesi curah gagas dan pengembangan kemampuan secara umum.

Elemen dari curah gagas yang dibahas disini termasuk hal-hal sebagai berikut:
  • Keputusan berkelompok yang melibatkan partisipasi;
  • Peran fasilitator;
  • Aturan dasar tentang "tidak ada kritik" dan "tidak ada silang pendapat";
  • Penggunaan Papan Tulis di dinding;
  • Isi dan urutan topiknya
  • Proses "pengutamaan"; dan
  • panggilan untuk mengorganisir dan tindakan.

Curah gagas memiliki potensial untuk menjadi sebuah alat yang sangat kuat dalam mencapai tujuan untuk memperkuat komunitas berpendapatan rendah (perkembangan berkelanjutan), secara keseluruhan. Ia membantu dalam memperkuat komunitas tersebut, membangun kemampuan komunitas tersebut dalam membuat keputusan-keputusan penting tentang nasibnya sendiri, dan memainkan peran sahnya dalam proses demokratis di negara dan dunia.

Keputusan berkelompok yang kreatif dan melibatkan partisipasi:

Tujuan dari sebuah sesi curah gagas adalah untuk membangun sebuah lingkungan untuk kelompok, bukan untuk individual, untuk mengambil satu keputusan atau seperangkat keputusan oleh kelompok tersebut dan untuk kelompok tersebut secara kesatuan. Sesi curah gagas mengurangi kekuasaan oleh individual atau golongan manapun. Ia juga menambah pastisipasi dari semua peserta, dengan dorongan partisipasi pro-aktif khusus oleh individual-individual tersebut (kelompok tersebut mungkin terbiasa tidak berparitisipasi untuk alasan apapun)

Tujuan paling dekat dari sesi curah gagas bukanlah "kreativitas". Pencarian solusi untuk masalah yang infovatif dan non-ortodoks sangat disambut dan didorong, tetapi sesi ini tidaklah gagal jika tidak ada ide baru yang dihasilkan. (Didalam seluruh proses mobilisasi, pembagian ide dan kepercayaan yang menghalangi proses penguatan, dan pengenalan ide-ide baru kepada kelompok didukung apabila ia memberi sumbangan pada pemberdayaan). Beberapa ide dan pendirian mungkin baru untuk kelompok, misalnya mereka memiliki hak dan kewajiban untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka, dan bukanlah kewajiban mereka untuk tetap pasif, dan bukanlah kehendak Tuhan agar mereka tidak melakukan apapun, bahwa integritas budaya tidak berarti berpegang kuat pada praktek tradisional yang disfungsi., bahwa mereka butuh untuk tidak menerima penyakit secara pasif, kemiskinan dan kekejaman. Beberapa ide mungkin baru untuk kelompok yang ikut berpartisipasi. tanpa sesungguhnya menjadi kreatif dalam arti baru untuk alam semesta.

Partisipasi diutamakan dibanding kreativitas. Kreativitas kelompok secara keseluruhan diutamakan dibanding kreativitas individual selama sesi curah gagas.

Tujuannya adalah untuk menyusun sebuah sesi pelatihan yang mempromosikan partisipasi dalam pengambilan keputusan oleh semua orang di dalam kelompok. Keputusan yang akan diambil selama sesi ini harus merupakan keputusan penting yang mempengaruhi komunitas secara keseluruhan, atau kelompok tersebut secara keseluruhan (Ini bukan hanya sebuah latihan dalam ruang kelas)

Peraturan dasar yang dijalankan secara sementara selama sesi tersebut mendukung sebuah lingkungan yang mendorong partisipasi (dalam pengambilan keputusan) diantara mereka yang tidak biasa melakukannya.

Peran fasilitator:

Peran fasilitator dalam sebuah sesi curah gagas adalah penting. Sekelompok individual yang tidak teratur, ditinggal sendirian, tidak akan teratur secara spontan untuk mengambil keputusan berkelompok yang penting, atau menjamin keputusan-keputusan tersebut datang dari semua anggota, terutama mereka yang cenderung tidak berpartisipasi

Struktur diperlukan; yaitu seperangkar peraturan dasar dan prosedur berurut agar proses ini dapat berjalan seperti direncanakan. Peran fasilitator adalah menjamin adanya stuktur, dan menjamin agar struktur tersebut tetap terjaga. Kemudian, fasilitator harus mendemonstrasikan bahwa keputusan datang dari para peserta sebagai satu kelompok, bukan dari sang fasilitator, dan bukan dari golongan ataupun individual dalam kelompok. Ini dibantu dengan struktur, dan merupakan sebuah produk dari tindakan-tindakan yang diambil oleh fasilitator dalam menggambarkan pendapat-pendapat dari para peserta dalan sebuah sesi kelompok.

Sang fasilitator perlu memiliki banyak kemampuan dan pengalaman menjadi pemimpin. Dengan memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, dan mempraktekkannya dalam memobilisasi dan mengorganisisr kelompok-kelompok komunitas, adalah penting untuk sang fasilitator agar tidak menyalah gunakan kemampuan-kemampuan tersebut untuk tujuan pribadi dan demi perolehan politis individual melalui sebuah proses yang membentuk mereka menjadi sebuah kelompok yang mengambil keputusan. Tindakan-tindakan-tindakan tersebut yang mengorganisir sebuah sesi curah gagas adalah "atas-bawah" dalam arti mereka diperkenalkan oleh sang fasilitator, bukan oleh para peserta, tetapi mereka diatur agar dapat mempimpin kelompok untuk mengambil keputusan berkelompok (bawah-atas)

Peraturan dasar tentang "Tidak ada Kritik" dan "Tidak ada Silang Pendapat":

Dalam sistem politik yang demokratis, kritik diperbolehkan, bahkan dianjurkan, terutama kritik oleh rakyat biasa tentang pemimpin terpercaya mereka, segera setelah pemimpin-pemimpin tersebut terlihat memyimpang dari kehendak rakyat. Namun, dalam struktur dan penyusunan curah gagas, kritik yang berlebihan ditekan.

Menyemangati mereka yang pemalu.
Fasiitator harus menyemangati semua pendapat, bahkan yang konyol sekalipun. Beberapa peserta bisa berkata anda penipu atau secara sengaja mengemukakan pendapat yang konyol. Tidak ada masalah. Tidak ada tanggapan; tidak ada penilaian; tulis saja pendapat-pendapat itu di atas papan tulis.

Selama pengutamaan (lihat dibawah), pendapat-pendapat yang kurang berguna dilepaskan secara diam-diam. Memang tidak ada buruknya bila pendapat-pendapat tersebut berada disitu, tapi pada saat yang sama, peserta yang pemalu diberi dorongan untuk berpartisipasi. Setelah mereka tahu bahwa mereka tidak harus mempertanggungjawabkan secara publik, dan tidak diharapkan untuk mempertahankan pendapat mereka secara langsung, mereka akan lebih mau untuk berpartisipasi. (Fasilitator harus membangun sebuah lingkungan yang aman). Kritik terbuka dapat membuat seseorang merasa terancam. Dalam curah gagas kritik secara langsung ditunda dan dialihkan hingga nanti ketika pendapat-pendapat yang kurang berguna dilepaskan secara diam-diam. Dengan metode ini, kredibilitas dari pendapat-pendapat itu bisa diragukan, tapi kredibilitas peserta tidak dipertanyakan.

Silang pendapat adalah percakapan dan diskusi antar peserta. Saat satu peserta memberikan pendapat, fasilitator harus secara tenang menuliskannya di atas papan tulis, tidak memberikan reaksi apapun, jawaban atau tanggapan, dan tidak memperbolehkan peserta lain untuk berbuat yang sama. Ini penting untuk mempromosikan konsep penting bahwa fasilitator tidak memihak, dan tidak mencoba untuk menjalankan ide apapun pada kelompok, tetapi menarik keluar pilihan-pilihan milik kelompok secara kesatuan.

Dalam sesi biasa (bukan curah gagas), silang pendapat dan diskusi diterima, tetapi dapat menjadi disfungsional dalam sesi curah gagas. Hal-hal tersebut membuang waktu yang berharga, dan mengalihkan perhatian dari hal penting yang dikerjakan ditangan; hal-hal itu menarik fokus dari proses pengambilan keputusan kelompok; dan cenderung lebih berguna bagi anggota yang lebih aktif dan tidak malu, membiarkan peserta yang diam di latar belakang.

Diluar sesi curah gagas sendiri, mobilisasi bertujuan untuk mendorong partisipasi lebih dari kelompok-kelompok dan kategori-kategori orang yang mungkin secara sistematis tersisih dari praktek pengambilan keputusan berkelompok sebelumnya. Penggerak telah meneliti tentang komunitas dan sudah harus tahu tentang seluk-beluknya.

Kelompok dan kategori orang yang sering tersisih termasuk: wanita, beberapa kelompok umur (tua muda), cacat (fisik, mental), si miskin dan lemah, individu yang segan (pemalu dan kurang percaya diri), minoritas etnik dan bahasa, buta hurus, dan orang lainnya yang mudah diserang dan ditepikan. Selama panggilan untuk pendapat, fasilitator secara sendiri-sendiri memanggil orang-orang tipe etrsebut bila mereka tiadk secara sendirinya memberikan pendapat.

Fasilitator mengingatkan pada para peserta bahwa kritik dan silang pendapat adalah peraturan dasar sementara hanya untuk sesi curah gagas, dan mereka diberhentikan hanya pada saat sesi curah gagas berlangsung. Kedua kritik dan silang pendapat diperbolehkan diluar sesi curah gagas.

Penggunaan Papan Tulis atau Kertas di Dinding:

Proses pengambilan keputusan (selama curah gagas) dimaksudkan sebagai proses berkelompok. Papan tulis membantu fasilitator untuk mengembangkan persepsi bahwa keputusan adalah berkelompok, bukanlah keputusan individual.

"Papan" yang digunakan di selebaran atau dimanapun di kertas ini, bisa merupakan banyak hal. Diakhir spektrum dari teknologi canggih, itu bisa saja overhead projector, fasilitator menggunakan spidol transparan diatas plastik jernih selama proses. Yang paling populer adalah menggunakan papan tulis putih dan spidol papan. Di sekolah-sekolah lokal yang terisolasi (desa-desa, dimana mungkin ada papan tulis hitam (terkadang papan tripleks yang dicat hitam, tidak mudah untuk menulis diatasnya dan fasilitator menggunakan batang kapur untuk menulis pendapat peserta. Bila tidak ada alat lain yang ada, gunakanlah tanah halus atau pasir di tanah, dan sebuah batang untuk menulis.

Dimana kelompok mengalami buta huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol akan berguna. Fasilitator yang lebih terorganisir dapat menggunakan materi-materi, menggunakan seperangkat foto atau gambar-gambar yang dapat mereka tempelkan diatas papan (contohnya gambar yang ditempel dengan pita velcro boleh ditempel di papan felt; "felt" adalah sejenis kain yang lembut). Penggerak harus kenal dengan budaya komunitas tersebut. Penelitian telah menunjukkan bahwasebuah gambar yang terlihat jelas bagi seseorang dari suatu budaya, dapat dengan radikal diinterpretasikan secara berbeda oleh seseorang dari budaya lain.

Menggunakan papan tulis dan spidol adalah bagian penting dari proses; karena membantu pengambilan keputusan lebih objektif atau setaraf, tidak terlalu dikaitkan dengan indivi tertentu. Prosesnya tidak seefektif apabila semuanya verbal. Saat pendapat-pendapat konyol dituliskan lalu dihapus secara diam-diam atau dilewatkan, tidak ada yang kehilangan muka. Penyusunan kembali pendapat-pendapat mengutamakan eka, sangan transparan dan publik, dan mengalihkan fokus para individual.

Untuk alasan-alasan itu, papan tulis dan spidol adalah elemen penting dari struktur dan proses dari sesi curah gagas.

Isi dan Urutan Topik:

Perangkat peraturan manapun dapat dipilih. Ketiga perangkat yang ditunjukkan pada seri modul ini terpaut dengan proyek-proyek komunitas:

Versi Pertama:
  • Apa yang kita mau?
  • Apa yang kita miliki?
  • Bagaimana kita menggunakan apa yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita mau?
  • Apa yang akan terjadi bila kita melakukannya?

Version Two:
  • Kemana kita ingin menuju?
  • Dimanakah kita?
  • Bagaimana kita pergi dari tempat kita berada menuju ke tempat yang kita ingi berada?
  • Apa yang akan terjadi bila kita melakukannya?

Versi Ketiga:
  • Apa masalahnya?
  • Definisikan tujuan sebagai solusi dari permasalahan;
  • Perhalus tujuan menjadi seperangkat objektif yang pasti (SMART);
  • Kenali sumber-sumber dan halangan-halangan;
  • Hasilkan seperangkat strategi untuk menggunakan sumber, hindari halangan dan capai objektif;
  • Pilih strategi yang paling efektif;
  • Tentukan pengorganisasian (struktur, siapa yang bertanggungjawab atas apa, anggaran, jadwal); dan
  • Tetapkan pemantauan, laporan, evaluasi

Dua versi pertama adalah empat pertanyaan pelatihan pengelolaan yang penting. Keduanya adalah dua cara yang sedikit berbeda untuk mengatakan hal yang sama. Lihat Empat Pertanyaan Utama tentang Pelatihan PengelolaanVersi ketiga sama dengan seperangkat pertanyaan utama yang diperluas dengan format umum untuk rancangan proyek (sering digunakan sebagai proposal proyek). Lihat Rancangan Proyek.

Adalah penting untuk memiliki isi, atau seperangkat topik, yang dapat diambil keputuasnnya oleh kelompok. Tujuan kita tidak akan tercapai apabila kelompok dikumpulkan dan diberitahu untuk menghasilkan sejumlah keputuasn kreatif dengan begitu saja. Mereka akan bertanya, "Keputusan tentang apa

Dalam setiap versi diatas, setiap kalimat yang diawail dengan titik adalah sesi pengambilan keputusan. Fasilitator mengemukakan pertanyaan, kemudian meminta pendapat dari para peserta (ingatkan aturan dasar lagi jika perlu). Setelah setiap peserta memberikan pendapatnya, walau konyol dan tidak berkaitan, fasilitator menuliskannya di atas papan tulis. Menuliskannya di papan tulis akan menaruh seluruh peserta setaraf dan memudahkan fasilitator untuk memanipulasi mereka.

Ketiga versi yang ada disini membawa pada tindakan, atau setidaknya membawa pada kemungkinan bahwa fasilitator untuk berada pada posisi untuk mengatur kelompok untuk bertindak. Ini adalah cara "pelatihan pengelolaan" ini melewati penyaluran kemampuan dan mencakup pengaturan dan mobilisasi :Lihat Training of Mobilizers.

Proses "Pengutamaan":

Pada setiap tingkat sesi, setelah semua pendapat diberikan, dan fasilitator telah menuliskannya di papan tulis, keputusan yang diutamakan harus diambil

Fasilitator pertama-tama meminta pada kelompok secara kesatuan untuk membantu menyusun kembali pendapat-pendapat. Dimana pendapat mengatakan hal yang sama dengan kata yang berbeda, akan dikelompokkan atau yang terulang akan dihapus. Bila pendapat hampir sama, maka dikelompokkan bersama. Kemudian akan disusn, dengan yang paling penting berada di paling atas. Fasilitator meminta bantuan kelompok untuk membantu menentukan pendapat mana saja yang diutamakan ("memiliki prioritas / pengutamaan" meminimalkan pengertian bahwa satu pendapat "lebih baik" dari yang lainnya, dan pendapat dari satu peserta lebih baik dari yang lainnya. (membantu menjaga citra mereka yang memberikan pendapat yang kemudian dihapus secara diam-diam)

Penting untuk diingat, bahwa pada tingkat ini, adalah penting untuk memiliki daya ingat yang pendek. Penulis dari setiap pendapat tidak disebutkan. Ini membantu meminimalkan siapapun melihat pendapat manapun sebagai properti pribadi dari peserta lain manapun. Saat pendapat yang kurang bijak didorong ke bawah secara diam-diam, tidak ada yang merasa tersakiti atau dipermalukan, fokus akan diutamakan dan pilihan akan dijatuhkan pada pendapat yang paling penting.

Ini memerlukan kemampuan fasilitator, yang membangun kemampuan itu melalui pengalaman. Adalah sangat membantu bila fasilitator mengingatkan kelompok bahwa pendapat datang dari mereka. Pada sesi ini, saat kelompok setuju pada urutan pengutamaan, fasilitator kemudian mengingatkan mereka lagi bahwa pendapat datang dari mereka (bukan dari fasilitator). Fasilitator memegang peran kepemimpinan yang kuat dalam menyusun struktur dan proses (peraturan dasar dan bagaimana sesi dilaksanakan), tapi juga membuat sangat jelas isi (dari proses pengambilan keputusan berkelompok) memang, dan harus, datang dari peserta.

Panggilan untuk Pengorganisasian dan Tindakan:

Curah gagas, walau merupakan semacam sesi pelatihan, tapi tidak ditujukan untuk melatih tentang pengambilan keputusan berkelompok. Ia adalah sebuah proses pengambilan keputusan berkelompok.

Pada pertanyaan ketiga dari kedua versi diantara empat pertanyaan diatas, pertanyaan "Bagaimana" diajukan. Pada versi ektiga, kedua dari pertanyaan terakhir (tetapkan pengorganisasian) adalah cara lain untuk menanyakan "Bagaimana?" Bagaimana tindakan itu akan dilakukan (tujuan tercapai) adalah sebuah pilihan atau keputusan untuk kelompok

Seandainya ini diadakan di ruang kelas sekolah atau institusi pelatihan, mungkin para peserta akan dengan mudah mengatakan atau menuliskan saran mereka bagaimana caranya mengorganisir pencapaian tujuan yang mereka utamakan. Pada sesi pengelolaan untuk memperkuat komunitas atau grup komunitas, sebaliknya, tujuan sebenarnya adalah untuk menyusun dan mengorganisir kelompok sehingga bisa melaksanakan tujuannya. Ingat, "Ini adalah latihan untuk bertindak."

Hasil dari sesi akan menjadi bahwa kelompok tidak hanya memilih tujuan yang diutamakan, tapi telah menjadi teratur sedemikian rupa sehingga bisa mencapai tujuan-tujuannya.

Kesimpulan:

Selebaran dengan dua halaman ini mengungkapkan bahwa curah gagas terlihat lumayan sederhana, dan peraturan dasar dan peran fasilitator terlihat lugas dan sederhana, walaupun sedikit dikatotis. Rasional dibelakangnya adalah kebalikan dari diktatoris, tapi untuk memperdaya sebuah kelompok untuk memulai mengambik keputusan sendiri sebagai sebuah kelompok, dan pertimbangan sosiologis yang ada dibelakangnya adalah jauh dari sederhana. Kita berharap agar penjelasan-penjelasan diatas dapat mempermudah pertimbangan-pertimbangan tersebut lebih jelas.

––»«––

Sebuah Sesi Curah Gagas:


Sesi Curah Gagas

© Copyright 1967, 1987, 2007 Phil Bartle
Design Web oleh Lourdes Sada
––»«––
Update terakhir: 2011.02.02

 halaman awal

 mengemukakan pendapat